Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa penguatan posisi Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP.PTMSI) pimpinan Oegroseno di International Table Tennis Federation (ITTF) tidak lepas dari adanya surat National Olympic Committe (NOC) of Indonesia tertanggal 10 Pebruari 2015.
Pada waktu itu Ketua NOC of Indonesia Rita Subowo bersurat ke ITTF merekomendasikan bahwa perubahan nama PB.PTMSI menjadi PP.PTMSI. Itu artinya NOC atau juga dikenal dengan sebutan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) merestui PP.PTMSI.
Oegroseno sebagai Ketua Umum PP PTMSI pun tidak tinggal diam.Mantan Wakapolri itu kemudian melakukan upaya penguatan secara organisasi baik di Asia Table Tennis Union (ATTU) maupun pada level bawahnya South East Asia Table Tennis Acociation (SEATTA). Oegroseno sendiri di SEATTA menduduki posisi Vice President, Muchlis Marliono, Bidang Luar Negeri PP.PTMSI menjabat Sekjen SEATTA. Sementara di ATTU, PP.PTMSI menempatkan seorang wanita, Santy Rusmono sebagai Anggota Women in Sport dan Dimas sebagai Anggota Bidang Media.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh PP.PTMSI pimpinan Oegroseno ini tentunya dalam rangka penguatan posisi Tenis Meja Indonesia di tingkat Internasional. Diakui atau tidak, posisi inilah yang membuat Oegroseno di atas angin meski dikucilkan dalam negeri dengan tidak diakui oleh KONI Pusat. Oegroseno tidak peduli diakui atau tidak oleh KONI Pusat karena dirinya berpedoman pada pengakuan federasi internasional.
Semestinya pemerintah dalam hal ini Kemenpora mendesak KONI Pusat untuk menerima PP.PTMSI sebagai satu-satunya organisasi tenis meja nasional yang resmi. Namun dalam perkembangannya KONI Pusat justru memberi angin kepada PB.PTMSI dengan alasan punya kekuatan hukum padahal secara faktual tidak. Masih banyak persoalan hukum yang justru harus diselesaikan dengan jernih demi kepentingan tenis meja Indonesia ke depan.
Pada SEA Games ke-31 Vietnam, cabor tenis meja dicoret karena dinilai masih berpolemik. Namun ada angin segar untuk menuju SEA Games ke-32 Kamboja, tenis meja sudah lolos verifikasi setelah PP.PTMSI dua kali diundang NOC menghadiri rapat koordinasi persiapan. Harapan kita semua, tenis meja Indonesia kembali menj
adi bagian dari peta kekuatan di kawasan Asia Tenggara. Apalagi pada era 1970- hingga 1990-an tenis meja menjadi raja di ajang SEA Games.
Harapan ini pun yang mendorong semangat Oegroseno sebagai Ketua Umum PP PTMSI untuk memaksimalkan persiapan menuju SEA Games ke-32 Kamboja. Dengan mengusung target 2 medali emas dan 1 perak, Oegroseno memang sudah bertekad ingin mengembalikan masa kejayaan tenis meja Indonesia bukan saja di level Asia Tenggara juga disegani di Asia dan diperhitungkan di tingkat dunia. (Penulis adalah pemerhati tenis meja).
Dalam acara tersebut Ketua Umum PP. PTMSI Bertemu sahabat lama Bapak Yapto Suryosumarno yang baru saja diangkat sebagai Ketum PGI (Persatuan Golf Indonesia) yang baru, pada Acara Rapat Anggota NOC INDONESIA Senin 6 Februari 2023 di Hotel Fairmont Senayan Jakarta.
Selamat untuk Bapak Yapto Suryosumarno sebagai Ketum PGI yang baru